Kamis, 21 September 2017

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat


Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat

Syarikat Islam
Sumber: Markijar.com


Bangkitnya Kembali Syarikat Islam

Ini suatu kabar gembira. Syarikat Islam bangkit lagi. Para pemerhati sejarah Indonesia zaman dahulu pasti tahu, bagaimana keberadaan organisasi ini memiliki andil besar dalam kebangkitan nasional Indonesia.


Pilihan Syarikat Islam untuk Fokus ke Bidang Ekonomi

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Sumber: https://twitter.com/hamdanzoelva

Berbeda dari Syarikat Islam/Serikat Islam yang dulu, organisasi yang sering disingkat SI ini kembali berfokus untuk dakwah di bidang ekonomi. Ia tak lagi bergerak di bidang politik praktis, melainkan lebih ke bidang sosial, dakwah, pendidikan, dan penguatan ekonomi masyarakat.

Pilihan ini bukanlah tanpa pertimbangan. Islam dulu masuk ke Indonesia melalui jalur ekonomi; begitupun masuknya penjajah Belanda ke Indonesia, menggunakan “kendaraan” ekonomi (VOC). SI Sendiri awalnya juga berupa Serikat Dagang Islam (SDI) yang notabene bergerak di bidang ekonomi dan meluas dengan cepat karena ekonomi pula. Apalagi dengan belum meratanya perekonomian masyarakat Indonesia saat ini, ditambah dengan pola-pola penguasaan ekonomi yang mirip dengan zaman dahulu kala, membuat SI semakin mantap memilih jalur ini.

Ekonomi berdasarkan Islam cukup penting karena dapat meningkatkan perekonomian rakyat. Sebagaimana kita ketahui, kefakiran dekat dengan kekafiran. Selain itu, penguatan ekonomi juga dapat menyebabkan penguatan di bidang politik, pertahanan, dan keamanan. 

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Hamdan Zoelva, Ketua SI
Sumber: Youtube.com

Dengan dipimpin oleh Prof. Dr. Hamdan Zoelva, SH., MH., jiwa dagang dan wirausaha di kalangan umat Islam akan dihidupkan kembali melalui SI. Di antara langkah yang diambil adalah dengan membangun usaha mikro dan pendidikan, yaitu melalui:
1.    Penguatan pendidikan pada level sekolah menengah kejuruan,
2.    Pemberdayaan ekonomi umat,
3.    Pembentukan minimal 2500 usaha mikro dan koperasi,
4.    Pembentukan sekolah dagang Syarikat Islam Hadji Samanhudi, yaitu semacam kursus entrepreneurship,

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Sumber: Sekolahdagang.com

5.    Pembentukan PT Syarikat Dagang Bersama,
6.    Pembentukan gerakan Indonesia Berzakat berbasis online,
7.    Penggemukan sapi dan bantuan pemasaran produk dari masyarakat bawah ke masyarakat ekonomi menengah ke atas di Pamekasan,
8.    Pembentukan BMT (Baitul Mal wa Tamil) di setiap cabang,
9.    Menjalin kerja sama dengan LPDB KUMKM untuk membantu perkembangan mitra binaan Syarikat Islam, dan lain-lain.

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Indonesia Berzakat 
Sumber: Indonesiaberzakat.org

Masih Mempedulikan Unsur Politik

SI yang sekarang tidak mengambil bagian lagi dalam politik praktis. Artinya, mereka bukan partai politik, mengambil jarak yang sama dengan semua partai politik, dan membebaskan anggotanya untuk masuk ke partai politik manapun. Meski demikian, organisasi massa ini menyadari bahwa unsur politik juga penting di dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu, sebagai upaya memperbaiki kondisi perpolitikan di tanah air, mereka akan membangun sekolah politik. Hal tersebut penting untuk menanamkan ideologi, sehingga dapat lahir kader-kader politik yang Islami, berakhlakul karimah serta tulus mengawal Indonesia untuk memajukan kesejahteraan rakyat.


Kondisi Indonesia Saat Ini Sangat Memprihatinkan

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Quote Mohammad Natsir
Sumber: www.ibnuddin.com

 Indonesia dalam kondisi terancam. Industri migas di Indonesia telah dikuasai oleh Amerika Serikat, Cina, Inggris, dan Kanada. Selain itu, Cina juga menguasai batubara, nikel, dan bauksit; Inggris mengincar industri ramah lingkungan; Perancis dan Kanada menguasai pengelolaan sumber daya alam; sedangkan Jepang, Korea Selatan, Belanda, dan negara lainnya menguasai sektor industri dan kehutanan.

Saat ini, semua UU tentang energi, termasuk UU migas bermasalah. Indonesia sama sekali tak berdaya untuk mengelola dan menikmati kekayaannya. Sekitar 70% dari blog migas Indonesia sudah dikuasai dan dikelola oleh kontraktor asing, sehingga mereka-lah yang memiliki hak untuk mengekspor. Sementara Indonesia sendiri malah harus mengimpor gas, avtur, solar, premium, pelumas, kapal, bahkan lilin yang digunakan sebagai bahan batik.

Untuk diketahui, penguasan swasta dan asing terhadap PGN sudah mencapai 43%. Jika ditambah dengan total utang PGN, maka penguasaan swasta atasnya telah mencapai 84% dari total asset PGN. Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) juga tak luput dari dominasi mereka. Begitupun Pertamina dan PLN, akan dijadikan bancakan taipan, asing, atau aseng dalam mendapatkan utang pembiayaan megaproyeknya.

Dari segi ekspor, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2013-2014, Susilo Siswoutomo, pernah mengakui bahwa kesuksesan ekspor kekayaan alam Indonesia belum mampu menyejahterakan rakyat. Di saat PLN membutuhkan banyak pasokan batubara, sebanyak 240 juta ton batubara Indonesia malah diekspor. Padahal, produksi batubara kita tiap tahunnya hanya 340 juta ton.

Tak hanya kesulitan dalam pasokan batubara, PLN juga mengeluhkan akan air. Sebagian besar sumber daya air sudah dikuasai oleh swasta dalam jangka waktu yang tidak jelas, sehingga PLN kesulitan dalam memanfaatkan sumber-sumber air untuk kelistrikan (Detik.com, 29/8/2017).

Begitupun semen dan kakao, nasibnya tak jauh berbeda. Sama-sama didominasi oleh swasta atau asing.

Nyatalah benar pendapat dari Pengamat Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses), Suroto, bahwa secara de jure BUMN masih dimiliki Pemerintah namun secara de facto dikuasai oleh swasta kapitalis yang berorientasi pada profit (Wartaekonomi.co.id, 25/1/2015).

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Quote Mohammad Natsir
Sumber: IG Mimapipa House

Dilansir dari Bisnis.com, 8 Oktober 2014, Ketua Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia, Bambang Ismawan menyatakan bahwa sebanyak 60 persen industri penting dan strategis telah dikuasai investor asing,
"Sejumlah industri penting telah dikuasai asing, seperti perbankan, telekomunikasi, elektronika, asuransi, dan pasar modal, sehingga akan menyulitkan pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat.”

Penguasaan Taipan dan asing juga meliputi 175 juta hektar tanah atau setara dengan 93% luas daratan Indonesia (Intelijen.co.id, 17/4/2017). Penguasaan tersebut terkait dengan pemilikan (penguasaan formal) maupun penguasaan efektif (garapan/operasional) atas sumber-sumber agraria, serta sebaran alokasi atau peruntukannya. Sebagai akibatnya kemudian terjadilah ketimpangan agraria, 35% dari daratan Indonesia digunakan untuk pertambangan.

Asing maupun swasta menguasai berbagai lini di Indonesia baik secara legal maupun ilegal. Bentuknya bisa berupa pencaplokan, kasus-kasus perizinan/perpanjangan surat perjanjian, dan aneka permainan kotor lainnya. Kasus yang ilegal tersebut misalnya: pencaplokan 60 pulau di kepulauan Seribu, pencaplokan pulau Pamujan besar dan kecil, penguasaan 45 titik lahan aset milik pemkot Bekasi (padahal izinnya sudah habis sejak beberapa tahun silam), penguasaan atas fasum dan fasos pemkot Makassar, serta penguasaan aset dan retribusi masuk Danau Suro. Bahkan, penguasaan 60% ekspor timah Indonesia oleh swasta adalah juga disebabkan karena maraknya penambangan bijih timah ilegal di Bangka Belitung (Timah.com, 27/7/2012).


SI Berupaya untuk Menyatukan Umat Islam dan Memperbaiki Keadaan

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
 Sumber: https://twitter.com/hamdanzoelva

Pada akhirnya, siapapun yang menguasai perekonomian di Indonesia tidak hanya akan mampu mengendalikan ekonomi, tetapi juga mampu mengendalikan rezim yang berkuasa, regulasi, sampai pada kebijakan-kebijakan di tingkat mikro. Sehingga siapapun pemimpin negeri ini akan tergantung pada pemilik modal/penguasa ekonomi tersebut. Ekonomi yang tergantung kepada segelintir orang merupakan ekonomi yang tidak mandiri. Betapa bahayanya jika pelaku-pelaku bisnis didominasi oleh sekelompok orang, berasal dari golongan tertentu serta berputar pada segelintir orang yang memiliki akses atas permodalan.

Sementara itu, pada kenyataannya 80% industri Indonesia dikuasai oleh swasta yang terdiri dari asing dan pribumi (Tribunnews.com, 3/3/2015). Sebanyak 30% hutan Indonesia (34 juta hektar) dikuasai oleh 25 konglomerat, sementara rakyat yang jumlahnya sekitar 250 juta saat ini hanya menguasai lahan di bawah 1 juta hektare. Selain itu, 52% dari 10,9 juta lahan kelapa sawit pun dimiliki oleh swasta besar. Sedangkan petani rata-rata hanya memiliki 0,3-0,5 hektar lahan pertanian.

Hal yang lebih miris lagi adalah dikuasainya 56% aset nasional oleh 0,2% penduduk dalam bentuk kepemilikan tanah. Bahkan, menurut data Bank Dunia 1% menguasai 49% aset nasional (Nusantara.news, 16/6/2017), dan satu persen tadi didominasi oleh etnis Cina.

Di tengah Indonesia yang penduduknya mayoritas Islam, pernyataan wakil presiden Jusuf Kalla di bawah ini perlu membuat umat muslim merenung, "Kita juga mengetahui bahwa umat (Islam) mungkin tidak lebih dari 10 persennya dari yang 1 persen itu." Miris, bukan?

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Indonesia Berzakat
Sumber: Indonesiaberzakat.org

Angka ketimpangan antara si kaya dan si miskin saat ini sudah mencapai sekitar 0,43. Tinggal sedikit lagi mencapai zona merah PBB, yaitu di angka 0,5. Ketimpangan yang tinggi tersebut sangat berbahaya karena selain dapat menimbulkan disintegrasi sosial juga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa.

Syarikat Islam hadir untuk mengatasi hal itu. Dengan berdasar pada azas organisasi, Islam; azas dalam berhimpun kerakyatan; dan azas dalam usaha, sosial ekonomi; SI berusaha menyukseskan misinya dalam memajukan perdagangan, membantu permodalan usaha para anggotanya, memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk pribumi, serta memajukan kehidupan agama Islam. Ia akan berusaha membuat persentase wirausahawan Indonesia yang tadinya hanya 1,6% dari total jumlah penduduk menjadi lebih tinggi, dengan cara mencetak banyak pengusaha baru. Karena SI yakin ekonomi adalah kuncinya.

Bersama SI Insya Allah kemandirian ekonomi umat bisa tercapai.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition Kemandirian Ekonomi Umat.
#SyarikatIslam
#BlogCompetition


Sumber:
https://www.merdeka.com/peristiwa/dipimpin-hamdan-zoelva-syarikat-islam-bukan-lagi-organisasi-politik.html
http://jurnalsumatra.com/2017/05/15/syarikat-islam-upaya-jaga-ekonomi-berbasis-islam/
http://beritajatim.com/politik_pemerintahan/291107/syarikat_islam_komitmen_berdayakan_ekonomi_umat.html
http://www.wapresri.go.id/hadiri-pelantikan-dpp-syarikat-islam-dan-pp-wanita-syarikat-islam-masa-jihad-2015-2020/
https://www.wartaekonomi.co.id/read115159/lpdb-kumkmsyarikat-islam-kerjasama-kurangi-angka-pengangguran.html
http://news.detik.com/berita/3152489/hamdan-zoelva-syarikat-islam-tak-akan-jadi-parpol
http://nasional.harianterbit.com/nasional/2017/08/07/85185/25/25/Kekayaan-Alam-Dikuasai-Asing-Indonesia-Terjajah-dan-Terlilit-Hutang
http://nusantaranews.co/80-lahan-migas-indonesia-sudah-dimiliki-asing/
http://www.harianterbit.com/hanterekonomi/read/2015/03/09/21654/30/21/93-Persen-Daratan-Indonesia-Dikuasai-Swasta-dan-Asing 
http://berita360.com/negara-kapitalis-yang-meraup-untung-dari-sda-indonesia/ 
https://www.nahimunkar.com/indonesia-dikuasai-taipan-dan-asing-mui-adakan-kongres-ekonomi-umat/
http://www.suaramasjid.com/read/ormas-syarikat-islam-ajak-umat-bangun-ekonomi-kerakyatan/
http://www.sekolahdagang.com/profil/
http://surabaya.tribunnews.com/
http://indef.or.id/80-persen-industri-indonesia-disebut-dikuasai-swasta/ 
http://requisitoire-magazine.com/2017/02/08/saya-harus-menyatukan-syarikat-islam-yang-terpecah/
http://www.beritasatu.com/kesra/402702-menteri-lhk-30-hutan-indonesia-dikuasai-25-konglomerat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar