Kamis, 21 September 2017

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat


Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat

Syarikat Islam
Sumber: Markijar.com


Bangkitnya Kembali Syarikat Islam

Ini suatu kabar gembira. Syarikat Islam bangkit lagi. Para pemerhati sejarah Indonesia zaman dahulu pasti tahu, bagaimana keberadaan organisasi ini memiliki andil besar dalam kebangkitan nasional Indonesia.


Pilihan Syarikat Islam untuk Fokus ke Bidang Ekonomi

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Sumber: https://twitter.com/hamdanzoelva

Berbeda dari Syarikat Islam/Serikat Islam yang dulu, organisasi yang sering disingkat SI ini kembali berfokus untuk dakwah di bidang ekonomi. Ia tak lagi bergerak di bidang politik praktis, melainkan lebih ke bidang sosial, dakwah, pendidikan, dan penguatan ekonomi masyarakat.

Pilihan ini bukanlah tanpa pertimbangan. Islam dulu masuk ke Indonesia melalui jalur ekonomi; begitupun masuknya penjajah Belanda ke Indonesia, menggunakan “kendaraan” ekonomi (VOC). SI Sendiri awalnya juga berupa Serikat Dagang Islam (SDI) yang notabene bergerak di bidang ekonomi dan meluas dengan cepat karena ekonomi pula. Apalagi dengan belum meratanya perekonomian masyarakat Indonesia saat ini, ditambah dengan pola-pola penguasaan ekonomi yang mirip dengan zaman dahulu kala, membuat SI semakin mantap memilih jalur ini.

Ekonomi berdasarkan Islam cukup penting karena dapat meningkatkan perekonomian rakyat. Sebagaimana kita ketahui, kefakiran dekat dengan kekafiran. Selain itu, penguatan ekonomi juga dapat menyebabkan penguatan di bidang politik, pertahanan, dan keamanan. 

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Hamdan Zoelva, Ketua SI
Sumber: Youtube.com

Dengan dipimpin oleh Prof. Dr. Hamdan Zoelva, SH., MH., jiwa dagang dan wirausaha di kalangan umat Islam akan dihidupkan kembali melalui SI. Di antara langkah yang diambil adalah dengan membangun usaha mikro dan pendidikan, yaitu melalui:
1.    Penguatan pendidikan pada level sekolah menengah kejuruan,
2.    Pemberdayaan ekonomi umat,
3.    Pembentukan minimal 2500 usaha mikro dan koperasi,
4.    Pembentukan sekolah dagang Syarikat Islam Hadji Samanhudi, yaitu semacam kursus entrepreneurship,

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Sumber: Sekolahdagang.com

5.    Pembentukan PT Syarikat Dagang Bersama,
6.    Pembentukan gerakan Indonesia Berzakat berbasis online,
7.    Penggemukan sapi dan bantuan pemasaran produk dari masyarakat bawah ke masyarakat ekonomi menengah ke atas di Pamekasan,
8.    Pembentukan BMT (Baitul Mal wa Tamil) di setiap cabang,
9.    Menjalin kerja sama dengan LPDB KUMKM untuk membantu perkembangan mitra binaan Syarikat Islam, dan lain-lain.

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Indonesia Berzakat 
Sumber: Indonesiaberzakat.org

Masih Mempedulikan Unsur Politik

SI yang sekarang tidak mengambil bagian lagi dalam politik praktis. Artinya, mereka bukan partai politik, mengambil jarak yang sama dengan semua partai politik, dan membebaskan anggotanya untuk masuk ke partai politik manapun. Meski demikian, organisasi massa ini menyadari bahwa unsur politik juga penting di dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu, sebagai upaya memperbaiki kondisi perpolitikan di tanah air, mereka akan membangun sekolah politik. Hal tersebut penting untuk menanamkan ideologi, sehingga dapat lahir kader-kader politik yang Islami, berakhlakul karimah serta tulus mengawal Indonesia untuk memajukan kesejahteraan rakyat.


Kondisi Indonesia Saat Ini Sangat Memprihatinkan

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Quote Mohammad Natsir
Sumber: www.ibnuddin.com

 Indonesia dalam kondisi terancam. Industri migas di Indonesia telah dikuasai oleh Amerika Serikat, Cina, Inggris, dan Kanada. Selain itu, Cina juga menguasai batubara, nikel, dan bauksit; Inggris mengincar industri ramah lingkungan; Perancis dan Kanada menguasai pengelolaan sumber daya alam; sedangkan Jepang, Korea Selatan, Belanda, dan negara lainnya menguasai sektor industri dan kehutanan.

Saat ini, semua UU tentang energi, termasuk UU migas bermasalah. Indonesia sama sekali tak berdaya untuk mengelola dan menikmati kekayaannya. Sekitar 70% dari blog migas Indonesia sudah dikuasai dan dikelola oleh kontraktor asing, sehingga mereka-lah yang memiliki hak untuk mengekspor. Sementara Indonesia sendiri malah harus mengimpor gas, avtur, solar, premium, pelumas, kapal, bahkan lilin yang digunakan sebagai bahan batik.

Untuk diketahui, penguasan swasta dan asing terhadap PGN sudah mencapai 43%. Jika ditambah dengan total utang PGN, maka penguasaan swasta atasnya telah mencapai 84% dari total asset PGN. Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) juga tak luput dari dominasi mereka. Begitupun Pertamina dan PLN, akan dijadikan bancakan taipan, asing, atau aseng dalam mendapatkan utang pembiayaan megaproyeknya.

Dari segi ekspor, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2013-2014, Susilo Siswoutomo, pernah mengakui bahwa kesuksesan ekspor kekayaan alam Indonesia belum mampu menyejahterakan rakyat. Di saat PLN membutuhkan banyak pasokan batubara, sebanyak 240 juta ton batubara Indonesia malah diekspor. Padahal, produksi batubara kita tiap tahunnya hanya 340 juta ton.

Tak hanya kesulitan dalam pasokan batubara, PLN juga mengeluhkan akan air. Sebagian besar sumber daya air sudah dikuasai oleh swasta dalam jangka waktu yang tidak jelas, sehingga PLN kesulitan dalam memanfaatkan sumber-sumber air untuk kelistrikan (Detik.com, 29/8/2017).

Begitupun semen dan kakao, nasibnya tak jauh berbeda. Sama-sama didominasi oleh swasta atau asing.

Nyatalah benar pendapat dari Pengamat Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses), Suroto, bahwa secara de jure BUMN masih dimiliki Pemerintah namun secara de facto dikuasai oleh swasta kapitalis yang berorientasi pada profit (Wartaekonomi.co.id, 25/1/2015).

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Quote Mohammad Natsir
Sumber: IG Mimapipa House

Dilansir dari Bisnis.com, 8 Oktober 2014, Ketua Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia, Bambang Ismawan menyatakan bahwa sebanyak 60 persen industri penting dan strategis telah dikuasai investor asing,
"Sejumlah industri penting telah dikuasai asing, seperti perbankan, telekomunikasi, elektronika, asuransi, dan pasar modal, sehingga akan menyulitkan pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat.”

Penguasaan Taipan dan asing juga meliputi 175 juta hektar tanah atau setara dengan 93% luas daratan Indonesia (Intelijen.co.id, 17/4/2017). Penguasaan tersebut terkait dengan pemilikan (penguasaan formal) maupun penguasaan efektif (garapan/operasional) atas sumber-sumber agraria, serta sebaran alokasi atau peruntukannya. Sebagai akibatnya kemudian terjadilah ketimpangan agraria, 35% dari daratan Indonesia digunakan untuk pertambangan.

Asing maupun swasta menguasai berbagai lini di Indonesia baik secara legal maupun ilegal. Bentuknya bisa berupa pencaplokan, kasus-kasus perizinan/perpanjangan surat perjanjian, dan aneka permainan kotor lainnya. Kasus yang ilegal tersebut misalnya: pencaplokan 60 pulau di kepulauan Seribu, pencaplokan pulau Pamujan besar dan kecil, penguasaan 45 titik lahan aset milik pemkot Bekasi (padahal izinnya sudah habis sejak beberapa tahun silam), penguasaan atas fasum dan fasos pemkot Makassar, serta penguasaan aset dan retribusi masuk Danau Suro. Bahkan, penguasaan 60% ekspor timah Indonesia oleh swasta adalah juga disebabkan karena maraknya penambangan bijih timah ilegal di Bangka Belitung (Timah.com, 27/7/2012).


SI Berupaya untuk Menyatukan Umat Islam dan Memperbaiki Keadaan

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
 Sumber: https://twitter.com/hamdanzoelva

Pada akhirnya, siapapun yang menguasai perekonomian di Indonesia tidak hanya akan mampu mengendalikan ekonomi, tetapi juga mampu mengendalikan rezim yang berkuasa, regulasi, sampai pada kebijakan-kebijakan di tingkat mikro. Sehingga siapapun pemimpin negeri ini akan tergantung pada pemilik modal/penguasa ekonomi tersebut. Ekonomi yang tergantung kepada segelintir orang merupakan ekonomi yang tidak mandiri. Betapa bahayanya jika pelaku-pelaku bisnis didominasi oleh sekelompok orang, berasal dari golongan tertentu serta berputar pada segelintir orang yang memiliki akses atas permodalan.

Sementara itu, pada kenyataannya 80% industri Indonesia dikuasai oleh swasta yang terdiri dari asing dan pribumi (Tribunnews.com, 3/3/2015). Sebanyak 30% hutan Indonesia (34 juta hektar) dikuasai oleh 25 konglomerat, sementara rakyat yang jumlahnya sekitar 250 juta saat ini hanya menguasai lahan di bawah 1 juta hektare. Selain itu, 52% dari 10,9 juta lahan kelapa sawit pun dimiliki oleh swasta besar. Sedangkan petani rata-rata hanya memiliki 0,3-0,5 hektar lahan pertanian.

Hal yang lebih miris lagi adalah dikuasainya 56% aset nasional oleh 0,2% penduduk dalam bentuk kepemilikan tanah. Bahkan, menurut data Bank Dunia 1% menguasai 49% aset nasional (Nusantara.news, 16/6/2017), dan satu persen tadi didominasi oleh etnis Cina.

Di tengah Indonesia yang penduduknya mayoritas Islam, pernyataan wakil presiden Jusuf Kalla di bawah ini perlu membuat umat muslim merenung, "Kita juga mengetahui bahwa umat (Islam) mungkin tidak lebih dari 10 persennya dari yang 1 persen itu." Miris, bukan?

Bersama Syarikat Islam Menuju Kemandirian Ekonomi Umat
Indonesia Berzakat
Sumber: Indonesiaberzakat.org

Angka ketimpangan antara si kaya dan si miskin saat ini sudah mencapai sekitar 0,43. Tinggal sedikit lagi mencapai zona merah PBB, yaitu di angka 0,5. Ketimpangan yang tinggi tersebut sangat berbahaya karena selain dapat menimbulkan disintegrasi sosial juga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa.

Syarikat Islam hadir untuk mengatasi hal itu. Dengan berdasar pada azas organisasi, Islam; azas dalam berhimpun kerakyatan; dan azas dalam usaha, sosial ekonomi; SI berusaha menyukseskan misinya dalam memajukan perdagangan, membantu permodalan usaha para anggotanya, memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk pribumi, serta memajukan kehidupan agama Islam. Ia akan berusaha membuat persentase wirausahawan Indonesia yang tadinya hanya 1,6% dari total jumlah penduduk menjadi lebih tinggi, dengan cara mencetak banyak pengusaha baru. Karena SI yakin ekonomi adalah kuncinya.

Bersama SI Insya Allah kemandirian ekonomi umat bisa tercapai.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition Kemandirian Ekonomi Umat.
#SyarikatIslam
#BlogCompetition


Sumber:
https://www.merdeka.com/peristiwa/dipimpin-hamdan-zoelva-syarikat-islam-bukan-lagi-organisasi-politik.html
http://jurnalsumatra.com/2017/05/15/syarikat-islam-upaya-jaga-ekonomi-berbasis-islam/
http://beritajatim.com/politik_pemerintahan/291107/syarikat_islam_komitmen_berdayakan_ekonomi_umat.html
http://www.wapresri.go.id/hadiri-pelantikan-dpp-syarikat-islam-dan-pp-wanita-syarikat-islam-masa-jihad-2015-2020/
https://www.wartaekonomi.co.id/read115159/lpdb-kumkmsyarikat-islam-kerjasama-kurangi-angka-pengangguran.html
http://news.detik.com/berita/3152489/hamdan-zoelva-syarikat-islam-tak-akan-jadi-parpol
http://nasional.harianterbit.com/nasional/2017/08/07/85185/25/25/Kekayaan-Alam-Dikuasai-Asing-Indonesia-Terjajah-dan-Terlilit-Hutang
http://nusantaranews.co/80-lahan-migas-indonesia-sudah-dimiliki-asing/
http://www.harianterbit.com/hanterekonomi/read/2015/03/09/21654/30/21/93-Persen-Daratan-Indonesia-Dikuasai-Swasta-dan-Asing 
http://berita360.com/negara-kapitalis-yang-meraup-untung-dari-sda-indonesia/ 
https://www.nahimunkar.com/indonesia-dikuasai-taipan-dan-asing-mui-adakan-kongres-ekonomi-umat/
http://www.suaramasjid.com/read/ormas-syarikat-islam-ajak-umat-bangun-ekonomi-kerakyatan/
http://www.sekolahdagang.com/profil/
http://surabaya.tribunnews.com/
http://indef.or.id/80-persen-industri-indonesia-disebut-dikuasai-swasta/ 
http://requisitoire-magazine.com/2017/02/08/saya-harus-menyatukan-syarikat-islam-yang-terpecah/
http://www.beritasatu.com/kesra/402702-menteri-lhk-30-hutan-indonesia-dikuasai-25-konglomerat.html

Minggu, 17 September 2017

Menggagas Konsep Wisata yang Tepat Bagi Padang Panjang



 Minang Village atau Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM)
Sumber: Pelangiholiday.com

Sebuah kota kecil seringkali disepelekan, tetapi jangan coba menyepelekan kota yang satu ini. Kota itu adalah Padang Panjang. Dengan luas hanya 23 kilometer persegi, praktis ia menjadi kota terkecil di Sumatera Barat. Tetapi jangan salah, potensinya sangat luar biasa. Terlebih, dengan ukurannya yang kecil tadi seharusnya ia dapat mengubahnya menjadi sebuah keuntungan ganda. Karena bisa dioptimalkan lebih maksimal dan bisa memperoleh partisipasi masyarakat lebih besar, jika terorganisir dengan baik.

Sering dipandang sebelah mata oleh kalangan luar membuat Padang Panjang sepertinya menjadi kurang percaya diri. Meskipun ada banyak tempat wisata menarik di sana, konsepnya kurang terfokus. Belum mengenai sesuatu yang khas ala Padang Panjang. Tidak, itu tidak buruk. Tetapi izinkan saya untuk mengutarakan pemikiran saya ini, yang menurut pandangan saya bisa membuatnya lebih baik.

Sebelumnya, saya akan memaparkan suatu ilustrasi. Misalnya seorang penulis buku. Ia harus tahu sasaran pembacanya siapa agar bukunya bisa laku keras. Ia akan menulis topik yang disukai/dicari oleh target pembacanya, gaya bahasanya disesuaikan dengannya, desainnya, juga pemasarannya. Mayoritas penerbit akan memberikan form untuk mendata itu. SEGMEN/TARGET, itu adalah kata kunci di sini. Jadi, sebuah buku tidak akan bisa berisi semua yang diinginkan berbagai jenis orang. Kita tidak akan bisa memuaskan semua orang. Harus terfokus.

Dalam konteks daerah, contohnya adalah Singapura. Dia mem-branding diri sebagai negara kota. Atau Paris, sebagai kota mode/kota belanja. Semacam itu.

Nah, sekarang, Padang Panjang ingin mem-branding diri sebagai apa? Siapa segmennya? 

Sudahkah Anda tahu, baru-baru ini Korea Utara memperkenalkan konsep wisata unik di negaranya. Yaitu wisata pertanian. Sangat mengejutkan. Negara yang terkenal sangar, tertutup, dan menakutkan itu memilih konsep wisata seperti itu. Mereka tidak malu. Padang Panjang juga seharusnya begitu. Tak perlu ikut-ikutan daerah lain. Kenali potensi yang khas atau terbesar di sana, lalu optimalkan.

Berikut ini adalah beberapa alternatif branding yang menurut saya khas dan cocok untuk Padang Panjang:

1.    Wisata pendidikan Islam
Kota Padang Panjang selain dikukuhkan sebagai Serambi Mekah oleh DPRD setempat, juga pernah mendapat julukan dari Belanda dengan sebutan Mesir van Andalas/Egypte van Andalas (Mesir di tanah Sumatera). Seperti kita tahu, Mesir terkenal dengan pendidikan Islamnya. Padang Panjang juga sangat potensial untuk itu. Di sana ada sekolah agama modern pertama di Indonesia, yakni Diniyah Putri dan Diniyah School, serta yayasan pendidikan Thawalib tempat Hamka pernah menuntut ilmu. Ada pula Pesantren Terpadu Serambi Mekkah. Mirip Mesir, dan itu boleh-boleh saja, tetapi harus lebih baik dan memiliki sesuatu yang berbeda.

2.    Wisata halal
Wisata halal sangat cocok dengan Padang Panjang, karena secara alami masyarakat di sana 99%-nya muslim. Apalagi keislamannya terkenal kuat. Cocok digunakan sebagai tempat wisata halal atau wisata Islami, dengan branding berupa role model penerapan Islam yang baik, benar, dan komprehensif.

3.    Ekowisata dan agrowisata
Wisata berkonsep desa sepertinya masih jarang ditemui. Bila Padang Panjang bisa memelihara daerahnya menjadi tetap bersih, indah, dan hijau, maka wisata seperti ini akan banyak dicari. Di tengah dunia yang sudah penuh polusi, macet, dan stresnya kehidupan, orang akan kembali ke alam. Mereka mencari ketenangan, kedamaian, udara bersih, kicauan burung-burung di hutan, dan sapaan ramah dari orang-orang sekitar. Apalagi, hal ini didukung dengan Perda Nomor 8 Tahun 2009 tentang larangan iklan rokok luar ruangan dan kegiatan merokok di depan umum, maka menjadi semakin baik untuk mempromosikan udara yang bersih dan segar yang ada di sana. Jadi, Padang Panjang sudah memiliki seluruh modal tadi. Tinggal dipoles, misalnya dengan memberi ayunan unik, bangunan unik, spot-spot buatan yang indah untuk foto, disertai wisata petik buah, bertani, perah susu sapi, pembuatan kompos/biogas, dan lain-lain. Sasarannya bisa untuk penderita jantung dan penyakit pernapasan, orang-orang yang stres, orang-orang yang membutuhkan ketenangan, penyuka foto, pembelajaran murid-murid/anak kota, pemancing, peneliti ekosistem, pembuat film, pendaki gunung pemula, tempat syuting video klip lagu, pramuka atau orang-orang yang akan berkemah, atau lainnya. Bagaimana dengan Singapura? Mungkin bisa disasar juga, karena ia adalah negara kota.

Lokasi Padang Panjang yang terletak pada dataran tinggi, ditambah dengan 20,17 persen dari daerahnya yang tanahnya berjenis andosol, membuat kota ini baik untuk pertanian dan hortikultura. Setidaknya, sekitar 57 persen wilayah Padang Panjang merupakan sawah, kebun, hutan rakyat, dan empang; meskipun tidak semuanya produktif. Di sini, banyak dihasilkan sayur mayur serta beras.

Jangan lupakan pula tentang sektor peternakan! Daging sapi potong di sini sudah sangat terkenal rasa dan keempukannya. Selain itu, sapi perah di Padang Panjang juga menghasilkan susu yang lebih banyak daripada daerah dataran rendah. Ini bisa dikembangkan menjadi makanan dan minuman yang enak dan sangat khas daerah itu. Hanya yang bernilai 9 atau 10. Jangan sekadar menyajikan produk-produk yang sudah banyak di pasaran, buatlah sesuatu yang baru. Sesuatu yang jika orang melihat atau mencicipinya akan langsung berkata, “Oh, ini pasti Padang Panjang.”

Di Padang Panjang sudah ada semacam itu, yaitu Puncak Silaing Indah dan Minang Village. Tinggal ditambah lagi dengan wisata-wisata pendukung yang serupa.

4.    Wisata hujan
Bila Bogor mendapat julukan sebagai kota hujan di Jawa, maka Padang Panjang merupakan kota hujan di Sumatera. Di sana, jumlah hari hujan cukup tinggi, yaitu rata-rata 256 hari per tahun. Sedangkan curah hujannya rata-rata 3.295 mm/tahun. Ini termasuk salah satu dari kekhasan Padang Panjang juga. PR-nya adalah, apa yang terpikir pada diri Anda jika harus menghubungkan antara hujan dan wisata. Apakah spot foto yang menarik? Ruang dengan pelangi buatan mungkin? Atau ... yah itu adalah PR Anda untuk mencarinya.

5.    Wisata bunga
Belanda berhasil membawa negaranya menjadi terkenal dengan tulipnya. Jepang dengan Sakuranya. Kalau Padang Panjang? 

Mengunjungi kota ini Anda akan disambut dengan bunga-bunga yang indah. Dimulai dari gerbang masuk kota di Silaing bawah, Anda akan dimanjakan dengan bebungaan beraneka rupa dan warna di sepanjang jalannya. Dari Silaing hingga ke perbatasan kota jelang Penyalaian Tanah Datar, berderet-deret masyarakat membuka usaha tanaman hias. Begitupun halaman-halaman rumah warga. Jadi, Padang Panjang potensial sebagai kota bunga/wisata bunga. 

Padang Panjang terkenal dengan bunga potongnya, yaitu bunga-bunga semacam Anthurium (panah asmara). Tetapi sayang, 75 persen darinya belum dipasarkan. Sedangkan sisanya, hanya dipasarkan terutama ke Padang. 

Sebenarnya, dulu pernah digagas wacana untuk menjadikan Padang Panjang sebagai kota bunga. Tetapi entah mengapa keinginan tersebut seperti menguap begitu saja.

Kini saatnya keinginan itu dimunculkan lagi, dengan mencari konsep yang terbaik. Yaitu bagaimana cara membuat kota bunga itu terwujud dengan indah dan berbeda dari yang lain.

Kelima branding di atas adalah yang menurut saya paling sesuai untuk Padang Panjang. Lebih baik lagi bila satu atau lebih darinya bisa disinergikan. Hal itu bukan berarti mengabaikan potensi wisata lainnya (yang tidak terpilih dari 5 tadi atau bahkan yang tidak masuk ke dalam 5 tadi), mereka tetap dijual tetapi sebagai pelengkap di dalam paket wisata tersebut.

Misalnya, saya mem-branding Padang Panjang sebagai sekolah wisata yang islami. Sekolah ini akan dibuat terkenal seperti Mesir. Tetapi, berbeda dengan sekolah pada umumnya, sekolah ini akan mempunyai pemandangan yang indah (integrasi dengan ekowisata dan agrowisata). Berbatasan langsung dengan tempat-tempat wisata yang indah. Bersekolah di sana menjadi tidak membosankan. Juga bisa langsung belajar sambil praktek, atau belajar di alam (luar ruangan). Di sana juga ditanami bunga-bunga yang indah (integrasi dengan wisata bunga). Tak lupa pula, ia akan mengaplikasikan konsep all about halal di dalamnya. Konsepnya utamanya tetap wisata pendidikan Islami, tetapi berupa sekolah internasional yang unik dan luar biasa. Syukur-syukur jika nanti mendapat prestasi lain seperti sekolah pencetak hafidz juara, sekolah pencetak ulama dunia, dan semacamnya. Begitu contohnya.

Secara nyata, sebenarnya contoh pelaksanaan konsep semacam ini sudah ada. Misalnya sekolah Nurul Ikhlas, yang terletak sekitar 3 kilometer dari perbatasan Padang Panjang-Tanah Datar. Sekolah ini diapit oleh Gunung Marapi dan Singgalang di timur laut dan barat laut, serta danau Singkarak di tenggara. Dalam radius 1-1,5 kilometer dari sekolah, penghuni sekolah bisa melihat berbagai spot menarik. Di sisi barat mereka akan menemukan habitat asli monyet dan lutung. Jika berjalan sedikit dari sekolah, ada desa pandai sikek dan kebun jeruk. Selain itu, sekolahnya juga dekat dengan sungai kecil/bandar, dan air terjun mini. Sangat menarik bukan berpetualang kecil-kecilan dengan menyusuri sungai dan rimba, serta naik bukit dan turun ke lembah melepas penat dengan menikmati segarnya air sungai di lembah. Ajaibnya lagi, semuanya ada di belakang sekolah Nurul Ikhlas ini. Sungguh fantastis.

Padang Panjang juga bisa membuat yang semacam itu, dengan konsep yang lebih baik tentunya. Dengan menyesuaikan berdasarkan potensi alaminya, diharapkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di sana menjadi lebih pesat.


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis “Potensi Pariwisata Kota Padang Panjang”

Sumber:
http://padangpanjangkota.go.id/
https://www.gosumbar.com/berita/baca/2016/11/10/inilah-rute-wisata-sambil-jalan-kaki-di-padang-panjang-yang-tiada-duanya#sthash.1WaKNjOX.dpbs
http://www.kompasiana.com/muhammadsubhan/sudah-selayaknya-padang-panjang-menjadi-kota-bunga_55090675813311941cb1e2ff
https://mymagnificentindonesia.wordpress.com/tag/tempat-wisata-di-padang-panjang/