Sabtu, 10 Oktober 2015

Ayo Sekolah! Ayo Membangun Negara!



Gerakan Ayo Sekolah 

Miris rasanya melihat kondisi sebagian pelajar dan mahasiswa di Indonesia. Mereka yang mampu dan mendapat kesempatan belajar pada pendidikan formal malah terkadang asal-asalan dan malas belajar. Ada yang hanya memikirkan cinta-cintaan/pacaran, bermain-main, bermewah-mewahan, meniru-niru artis/idolanya, merokok, minum minuman keras, melakukan seks bebas, dan sebagainya. Padahal, ada harga yang harus dibayar untuk bisa bersekolah. Uang, tenaga dari orang tua dan diri mereka sendiri, dan bahkan waktu. Iya, waktu. Waktu yang sejatinya adalah umur mereka telah dibiarkan berlalu tanpa menghasilkan kemanfaatan maksimal dari bersekolah. 


Di sana, di tempat yang mungkin tidak diketahuinya, ada orang-orang yang begitu ingin bersekolah. Namun mereka terkendala oleh banyak hal, misalnya biaya. Sekolah harus dijalani sambil bekerja, ditempuh melalui medan yang sulit, dan terkadang membuatnya putus sekolah (drop out) karena berbagai kesulitan tadi. Sebagian yang lain malah tidak bisa mencicipi bangku sekolah sama sekali. Inilah yang mungkin kurang disadari/terlupakan oleh pelajar-pelajar yang asal-asalan itu. Atau bisa juga karena kurangnya empati/kepekaan sosial yang dimiliki sehingga hal-hal tersebut tidak menggugah hatinya.


Tak bisa dipungkiri bahwa masih banyak anak usia sekolah yang tidak bersekolah atau putus sekolah. Di Bojonegoro misalnya, menurut informasi dari Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro anak usia 7-18 tahun yang tidak mengeyam bangku sekolah berjumlah 667 anak (SD), 1.103 anak (SMP), dan 2.221 anak (SMA). Sementara itu, angka putus sekolah di sana mencapai 1.330 anak (SD/MI), 3760 anak (SMP/MTs), dan 3042 anak (SMA). Ditengarai bahwa kondisi ini disebabkan antara lain karena  kesulitan ekonomi, dinikahkan pada usia dini, pengaruh lingkungan, dan membantu keluarga bekerja. Ini tentu tidak baik bagi kemajuan Indonesia, khususnya kemajuan kabupaten Bojonegoro itu sendiri. Oleh karena itu, pada 15 Juni 2015 lalu bupati Bojonegoro mencanangkan Gerakan Ayo Sekolah. Gerakan ini merupakan ajakan, motivasi, dan anjuran, agar anak-anak usia sekolah mulai dari jenjang pendidikan SD sampai perguruan tinggi bisa mengenyam dan menyelesaikan pendidikan.


Terkait dengan masalah anak putus/tidak sekolah, pemkab. Bojonegoro telah mengambil beberapa langkah strategis sebagai berikut:


1.    Mengorientasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk siswa SMA sederajat dengan besaran 500 ribu rupiah/siswa. Rencananya, dana ini akan dinaikkan menjadi 2 juta rupiah/siswa pada tahun 2016 nanti.

2.    Mencanangkan program Ayo Sekolah, Anti Drop Out, dan kejar paket.

3.    Memerintahkan para kepala desa untuk memberi bantuan berupa seragam, sepatu dan peralatan sekolah kepada anak-anak dari keluarga tidak  mampu.

4.    Memberi bantuan biaya pendidikan sebesar 2 juta rupiah/mahasiswa kepada mahasiswa berprestasi (terutama mahasiswa tingkat akhir) yang berasal dari kalangan tidak mampu.


Di samping menerapkan langkah-langkah di atas, pemerintah juga berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembinaan, pendampingan, dan penguatan terhadap sekolah-sekolah yang belum terakreditasi. Tak lupa pula untuk memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan. Meskipun demikian masih banyak PR yang harus diselesaikan, yaitu berupa 690 gedung SD negeri yang mengalami rusak berat dan 479 gedung yang mengalami rusak ringan. Gedung-gedung yang rusak ini masih belum tersentuh akibat belum meratanya pembangunan di sana sehingga butuh untuk segera diperbaiki. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah sinergi dari semua pihak sangat diperlukan di dalam mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Bojonegoro. 


Masa depan suatu bangsa berada di tangan generasi muda. Apabila generasi mudanya berkualitas maka suksesnya pembangunan nasional lebih mudah untuk diraih. Kualitas di sini bisa didapatkan melalui pendidikan, salah satunya dengan bersekolah. Diharapkan dengan adanya Gerakan Ayo Sekolah ini tujuan pendidikan nasional bisa tercapai, yaitu  untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mulia; sehat; berilmu; cakap; kreatif; mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.


Ayo Sekolah!

Ayo Membangun Bojonegoro!

Ayo Membangun Negara!



Sumber:
http://www.panturajatim.com/warta/1169-sekolah-sd-negeri-di-bojonegoro-rusak
http://sp.beritasatu.com/home/42000-anak-di-bojonegoro-putus-sekolah/86794
http://www.beritalima.com/2015/06/15/meraih-mimpi-dengan-gerakan-ayo-sekolah/
http://news.okezone.com/read/2015/07/17/340/1182901/5-000-anak-di-bojonegoro-putus-sekolah
http://sdndeling20540531.blogspot.co.id/2015/06/bojonegoro-siap-launching-gerakan-ayo.html
http://infopublik.id/read/125784/222-mahasiswa-bojonegoro-peroleh-bantuan-pendidikan.html

Sumber gambar:


http://sdndeling20540531.blogspot.co.id/2015/06/bojonegoro-siap-launching-gerakan-ayo.html

2 komentar:

  1. iya mba dampak pergaulan serba permisif, jadinya remaja terbawa arus, sediih lihat mereka hura2 gak jelas...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah mimpi apa mbak Dewi Rieka main ke blog saya. Harus punya filter diri yang baik memang mbak agar mereka tidak terbawa arus.

      Hapus