Sabtu, 17 Juli 2010

CARA MENEMUKAN INSPIRASI

CARA MENEMUKAN INSPIRASI

Inspirasi terkadang muncul tanpa diduga karena itu bawalah selalu alat tulis kemana-mana. Jangan biarkan ide tersebut hilang begitu saja karena Anda lupa. Tangkaplah dengan mencatatnya segera setelah ide itu muncul. Namun adakalanya Anda begitu sulit menemukan ide tentang sesuatu hal. Nah jika hal itu menimpa Anda cobalah cara-cara berikut ini:
1. Perluas pergaulan, bergaullah dengan bermacam-macam orang
2. Tekuni hal-hal yang baru, tekuni kursus baru, dll
3. Ambil rute baru
4. Baca bacaan baru, ganti Koran/majalah Anda
5. Tonton acara yang tidak biasa Anda tonton
6. Belajar hal-hal yang baru
7. Bergabung dengan grup baru, diskusi tentang topik baru, dll
8. Berpikiran terbuka, apa yang diyakini benar di masa lalu belum tentu merupakan kebenaran yang sesungguhnya (ilmu semakin berkembang)
9. Rileks/refreshing, dalam keadaan rileks ide bisa saja muncul
10. Bayangkan Anda adalah orang yang serba bisa yang menjadikan segalanya menjadi “mungkin” terjadi (berimajinasi), jangan disensor dulu apa-apa yang muncul pada saat itu hanya karena Anda menganggapnya mustahil.
11. Brainstorming (curah gagasan)
12. Perhatian penuh: mengamati, mendengarkan, benar-benar hadir di situ pada saat itu sebagai satu kesatuan yang utuh (jadi sinkron antara pikiran, perasaan, indra, dan tubuh seluruhnya).
13. Ubah tata letak dan dekorasi kamar/ruang kerja Anda. Perubahan tata letak mungkin bisa membuat lebih fresh dan memperbaiki suasana hati Anda. Dalam keadaan suasana hati yang baik (tidak stress) peluang untuk munculnya ide lebih besar.
Beberapa hal di atas mungkin bisa membantu Anda untuk lebih mudah mendapatkan inspirasi. Semoga ada manfaatnya, dan…..Selamat mencoba

BERSIKAP TENANG DALAM MENGHADAPI KRISIS KEHIDUPAN

BERSIKAP TENANG DALAM MENGHADAPI KRISIS KEHIDUPAN

Pernahkah Anda mengalami suatu masa di mana masalah datang bertubi-tubi dan Anda merasa begitu tak berdaya? Jika ya maka itu tandanya Anda sedang mengalami suatu keadaan yang disebut sebagai nervous breakdown.
Berikut ini adalah beberapa cara yang diajarkan oleh Recovery Inc kepada anggota-anggotanya jika mengalami keadaan tersebut:
1. Lemaskanlah otot-otot tubuh Anda dan alihkan pikiran Anda
Setelah Anda tenang secara fisik dan mental kembalilah kepada masalah yang dihadapi. Lakukan analisa singkat apa sebenarnya masalahnya. Walaupun pada saat itu Anda belum sanggup mengendalikan arus perasaan hati Anda, pada saat tenang kembali itu jalan pikiran Anda telah membaik dan Anda pun telah mampu mengendalikan letupan-letupan emosional yang terjadi pada diri Anda.
2. Gejala-gejala orang yang cemas tampaknya berat tetapi tidak akan membahayakan jiwa. Kadang-kadang orang yang sedang kalut merasa seolah-olah lehernya tercekik sehingga sulit untuk bernafas. Pada keadaan seperti itu ingatkanlah diri Anda sendiri bahwa ini hanyalah salah satu bentuk gejala orang yang kalut.
3. Hadapilah masalahnya
Ketika masalah utama telah terpecahkan maka masalah-masalah yang menyertai (termasuk gejala-gejala psikis yang dialami) akan menghilang.
4. Upayakan untuk selalu bersikap dan bertutur kata yang sopan
Sopan santun membuat perasaan lebih baik. Berusahalah untuk tetap mengendalikan sikap dan tutur kata Anda di saat perasaan hati Anda kurang baik. Tingkah laku dan perkataan yang kasar dapat menyakiti hati orang lain/menimbulkan masalah baru. Jangan Anda menganggap biasa karena Anda sedang marah/mengalami kekacauan emosional, lalu Anda berharap orang lain akan memaklumi Anda. Rasa sakit di dalam hati itu sulit sekali sembuhnya. Lagipula jika kita terbiasa melakukan/mengatakan sesuatu yang tidak sopan/kasar/buruk lama-kelamaan hal itu bisa menjadi karakter bagi kita, dan kita tidak sadar lagi bahwa kita terus-menerus melakukannya.
5. Jangan mendramatisir kesedihan hati dan penyesalan, dan jangan menyalahkan orang lain. Fokuslah pada masalah utamanya.
6. Biasakanlah untuk selalu berpola pikir bahwa Anda hanyalah orang biasa, orang yang dapat berbuat salah. Janganlah takut untuk mengakui kesalahan. Yang paling penting adalah melatih diri Anda untuk mengalami sendiri bahwa suatu kesalahan kecil yang Anda lakukan tidaklah akan menghancurkan seluruh sisa kehidupan Anda. Asalkan kita segera bangkit dan melakukan perbaikan-perbaikan di dalamnya.

BAB/BAK DI MASJID, ASTAGA….?

BAB/BAK DI MASJID, ASTAGA….?

Ini adalah kisah ketika saya mengikuti suatu kegiatan di masjid, pertama kalinya saya datang ke masjid tersebut. Kehadiran saya yang terlalu awal+kegiatan yan molor dari jadwal semula membuat saya punya kesempatan untuk berbincang sedikit dengan sekretariat dan orang-orang di sana. Dan saya pun terkejut ketika Bapak tersebut bercerita bahwa ada orang yang “meninggalkan sesuatu” di masjid (baca: BAB/BAK) tetapi tidak mau bertanggungjawab, sehingga pagar masjid ditutup. Untuk dapat sholat atau melakukan aktivitas lain di masjid harus menghubungi penjaga masjid terlebih dahulu. Saya berpikir,”Kok ada ya orang seperti itu?” apa karena listrik masjid tidak menyala sehingga tidak ada airnya? Mau ibadah saja kok repot. Saya ingat bahwa pernah ada seseorang yang bercerita tentang rumahnya yang jika ditinggalkan maka akan membuat seseorang melakukan “sesuatu yang tidak bertanggungjawab” di rumah tersebut, tapi itu kan rumah biasa. Lha ini masjid gitu lho, rumah ibadah? Kok bisa-bisanya? Saya juga ingat tentang kisah di masa Rasulullah bahwa ada seseorang yang BAK di masjid (tapi maaf lanjutannya lupa…), yang jelas bukan suatu dalil yang memperbolehkan BAB/BAK di masjid tanpa disiram lho ya! Cuma untuk menyampaikan sesuatu yang berhubungan dengan hadits itu harus sangat berhati-hati, sebab kalau tidak maka secara sadar ataupun tidak bisa mengubah isi/maksud yang sesungguhnya dari hadits tersebut. Yah semoga saja oknum-oknum tersebut segera sadar dan kembali ke jalan yang benar. Amin.

CARA MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG BAIK

CARA MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG BAIK

Hidup dipenuhi dengan pilihan-pilihan yang mengharuskan seseorang untuk memilih. Terkadang kita memilih (memutuskan) sendiri dan terkadang kita dipilihkan/menuruti pilihan orang lain. Memilih menu hari ini, memilih teman, memilih pekerjaan, memilih pasangan hidup, dsb. Hal yang sangat penting sehubungan dengan pengambilan keputusan adalah penerimaan konsekuensi. Jika kita memilih A maka konsekuensinya “ini” dan jika kita memilih B maka konsekuensinya “itu”. Tak seorang pun yang akan selalu “jitu” dalam menentukan pilihan-pilihan dalam bersikap, namun ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk memperkecil kesalahan dalam menentukan pilihan ini:
1. Tetapkan apakah hal itu termasuk keinginan/kebutuhan, mendesak/penting, bisa ditunda/tidak.
2. Apakah ada alternatif yang lebih baik?
3. Tinjaulah tujuan hidup Anda, sesuai/tidak? Lalu putuskan berdasarkan skala prioritas.
4. Seberapa penting hal ini bagi Anda? Bagaimana akibatnya jika Anda melakukannya? Bagaimana akibatnya jika Anda tidak melakukannya? Bagaimana cara Anda mengatasi/mengurangi akibat buruk tersebut? Apa langkah perbaikan yang bisa diambil/apa saja langkah selanjutnya sehubungan dengan konsekuensi keputusan di atas?
5. Berilah batasan yang jelas dalam menilai suatu situasi
6. Lengkapilah diri dengan persiapan data sebanyak mungkin
7. Turutilah suara hati Anda
8. Kalau mungkin, ambilllah keputusan secara bertahap
Bila Anda ingin membeli sesuatu cobalah untuk meminjam dulu pada orang lain, untuk mengetahui apakah Anda benar-benar membutuhkan barang tersebut/apakah merk barang tersebut benar-benar bagus kualitasnya (sesuai keinginan Anda)
9. Tentukanlah batas terakhir saat mengambil keputusan dan taatilah
Adalah jauh lebih baik mengambil keputusan (walaupun pada akhirnya terbukti salah), daripada tidak mengambil keputusan sama sekali. Dari kesalahan-kesalahan tersebut kita bisa mengambil pelajaran untuk menuju kepada langkah-langkah baru (dan keputusan-keputusan baru yang lebih baik). Prediksi apa resiko terburuk jika keputusan kita salah. Jika kita sanggup untuk menghadapi resiko terburuk tersebut maka lakukanlah. Terjunlah secara penuh untuk lebih meningkatkan prosentase keberhasilan dari setiap keputusan yang kita ambil. Ingat, jangan setengah-setengah karena hidup kita adalah taruhannya!

MENGUBAH TAKUT MENJADI BERANI


Mempunyai rasa takut adalah hal yang normal. Tuhan menganugerahkan rasa takut kepada manusia adalah agar manusia mempunyai suatu bentuk pertahanan diri terhadap bahaya. Rasa takut ini menjadi tidak wajar apabila dimiliki secara berlebihan/takut pada hal-hal yang tidak pada tempatnya.
Di dalam Al Qur’an disebutkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberi cobaan kepada manusia dengan sedikit ketakutan (QS. Al Baqarah). Rasa takut ini banyak macamnya, salah satunya adalah TAKUT TERHADAP BAYANGAN. Contohnya, jemuran pakaian dikira hantu, takut pada dosen killer dan sebagainya. Cara mengatasi takut jenis ini adalah dengan mengenal dan mengamati dari dekat apa yang ditakutinya tersebut. Rasa takut yang kedua adalah TAKUT KARENA TIDAK ADA PEMBANDING. Contohnya, atap rumah pak Amir bocor tetapi pak Amir tidak berani naik untuk memperbaiki, tidak punya uang, dan tidak menemukan seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Atap yang bocor ini menyebabkan barang-barang di rumahnya banyak yang rusak. Akhirnya pak Amir nekad memperbaiki atapnya sendiri. Contoh lainnya adalah takut berperang (jihad). Bagaimana nanti jika dia mati? Bagaimana dengan keluarga yang ditinggalkannya dsb? Jika melihat kepada ganjarannya, maka jika mujahid itu mati maka akan mendapat tempat yang baik di sisi Allah. Begitu pun dengan keluarga yang ditinggalkannya. Kalau orang tersebut mengetahui bahwa kepentingan umat adalah lebih besar dan lebih utama dibanding kepentingan pribadi maupun keluarga maka orang tersebut dapat lebih mempunyai keberanian diri. Rasa takut berikutnya adalah TAKUT YANG NORMAL. Contohnya takut terhadap binatang buas, takut menggunakan jarum yang terinfeksi HIV, dan sebagainya. Rasa takut yang keempat, yang sekaligus merupakan rasa takut yang utama adalah TAKUT KEPADA ALLAH. Dengan memiliki rasa takut yang besar kepada Allah kita akan menjadi orang yang paling berani. Kita meyakini bahwa Allah itu ada dan selalu melihat dan mengamati gerak-gerik kita, Allah akan mematikan kita suatu saat nanti dsb. Maka tiada yang lebih kita takuti selain Allah.

Berbagai Alternatif untuk Mengobati Penyakit Tipes

Penyakit tipes (typhus abdominalis) adalah penyakit infeksi pada usus akibat Salmonella typhii dan Salmonella paratyphii. Gejala penyakit tipes diantaranya adalah: demam, tidak nafsu makan, sakit kepala, infeksi tenggorokan, bibir kering dan pecah-pecah, lemah, lidah putih dan terasa tebal, mual, muntah, rasa tidak enak di perut, sembelit/diare, dan mengigau.
Diagnosa penyakit tipes dapat dilakukan dengan tes Widal, tes Gaal kultur, atau tes Tubex TF.
Pada beberapa orang penyakit ini mudah sekali kambuh. Di sini saya mengumpulkan beberapa alternative pengobatan penyakit tipes yang mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi pembaca:
1. Minum pil cacing (seperti banyak dikenal oleh orang-orang)
2. Minum antibiotik, seperti: chloramphenicol, thiamphenicol, cefadroxil, amoxicillin, quinolone, co-tromoxazole, dsb (dosis dan lamanya sesuai resep dokter)
3. Buah sawo muda diparut, diberi air, diperas, airnya diminum, boleh diberi gula sedikit.
4. Minum sari mentimun (mentimun diparut dan diambil airnya)
5. Ambil 25 gr kunyit+10 gr sambiloto+gula aren secukupnya rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc. saring dan airnya diminum 1x sehari.
6. Ambil 75 gr jali (direndam dahulu sampai lembut)+75 gr kacang hijau (rendam dahulu sampai lembut)+gula aren secukupnya lalu dimasak menjadi bubur dan dimakan 1-2 kali sehari
7. Kulit delima putih
8. Ambil 2 rimpang kunyit+1 bonggol sereh+1 lembar daun sambiloto. Sema bahan ditumbuk halus dan dipipis. Kemudian ditambah 1 gelas air masak yang masih hangat dan disaring. Minum ramuan tersebut selama seminggu berturut-turut.
9. Ramuan wortel impor dan okra (maaf resepnya hilang, silakan mencari di google dengan kata kunci: wortel impor, okra, dan tipes)
10. Madu exer pure honey (ini dari iklan di internet, entah manjur/tidak)

Catatan:
- Untuk rebusan ramuan gunakan panci kaca/panci tanah
- Jali dapat dibeli di supermarket/toko obat Tionghoa

Selama masa perawatan tipes dianjurkan untuk tidak makan dan minum yang merangsang (berminyak, pedas, asam, dingin, dsb) serta hindarilah aktivitas berlebihan.

Memberi judul dengan bahasa indonesia


Saya geli membaca ada grup di facebook yang bernama “Jadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional”. Mungkinkah? Kalaupun mungkin saya kira tidak untuk saat ini. Menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional saja masih kurang berhasil, bagaimana bisa kita menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional? Di dalam pergaulan sehari-hari saja orang-orang Indonesia menggunakan bahasa campuran, kadang campur bahasa Inggris, campur bahasa daerah, maupun bahasa gaul. Bahkan di dalam situasi resmi, orang-orang lebih suka menggunakan bahasa Inggris, terlihat lebih keren mungkin bagi mereka. Apalagi jika hal tersebut dilakukan oleh pemerintah/petinggi-petinggi di negara kita. Atau terkadang ada juga yang menggunakan bahasa Indonesia tetapi bukan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lalu apa artinya kita menggembar-gemborkan untuk memasyarakatkan bahasa Indonesia? Apalagi berusaha menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.
Kembali kepada pokok bahasan, saya membaca pula di dinding facebook saya ada sebuah penerbit yang bertanya tentang dua buah judul yang dibuatnya, mana yang lebih baik, yang satu memakai bahasa Indonesia dan yang lain memakai bahasa Inggris. Ternyata kebanyakan para komentator memilih judul yang berbahasa Inggris. Menurut mereka judul yang berbahasa Inggris lebih keren, menarik, menjual, dan isinya terlhat seperti lebih bermutu/berkelas. Mengapa? Sudah hilangkah rasa cinta dan bangga berbahasa Indonesia? Bahasa kita sendiri. Di manakah nasionalisme kita selama ini? Lalu apa gunanya kita memperingati hari Sumpah Pemuda tanpa adanya suatu tindakan nyata rasa cinta dan bangga tersebut di dalam kehidupan kita? Ini seperti hal remeh tetapi sebenarnya bahasa Indonesia adalah salah satu identitas dari bangsa Indonesia. Saya teringat dengan dosen saya, ketika saya mengerjakan skripsi dulu beliau pernah mengatakan, “Selama bisa menggunakan bahasa Indonesia gunakanlah bahasa Indonesia.”
Mari kita memasyarakatkan kembali bahasa Indonesia, mulai dari hal-hal yang terlihat sepele. Mengetahui dan menguasai bahasa lain itu penting tetapi jangan sampai mengurangi rasa cinta dan bangga kita akan bahasa sendiri, yaitu bahasa Indonesia.